Mengenal Human Metapneumovirus (HMPV) Serta Upaya Kewaspadaan di Pintu Masuk Balai Kekarantinaan Kelas I Jayapura

Oleh Administrator
Kamis, 23 Januari 2025 06:43
Dibaca 168 kali

Mengenal Human Metapneumovirus (HMPV) Serta Upaya Kewaspadaan

di Pintu Masuk Balai Kekarantinaan Kelas I Jayapura

Penulis: Mina Sipayung, SKM,M.Kes


Human Metapneumovirus (HMPV) ditemukan pada tahun 2001 namun dipercaya sudah bersirkulasi lama, karena secara hubungan kekerabatan dekat dengan Avian Meta Pneumo Virus (AMPV) yang sudah lama ditemukan. Infeksi HMPV di negara 4 musim biasanya mengalami kecenderungan peningkatan berkala yang berulang diawal/akhir tahun, seperti yang terjadi di Tiongkok pada bulan Desember Tahun 2024 dengan kasus yang meningkat. Namun, kebanyakan infeksi HMPV bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Saat ini, wabah virus HMPV yang berasal dari Tiongkok telah menjadi perhatian internasional, terutama karena kemampuannya memicu komplikasi serius pada beberapa kasus. Masa inkubasi virus HMPV berkisar antara 3–6 hari

Orang yang terpapar HMPV memiliki gejala yang mirip flu, seperti batuk kering atau berdahak, pilek atau hidung tersumbat, demam ringan hingga tinggi, sakit tenggorokan, sesak napas, mudah Lelah, nafsu makan menurun. Dalam kasus lebih serius, HMPV dapat mengakibatkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

Kelompok Rentan Terpapar Virus HMPV:

  1. Anak-anak dan lansia, yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rentan.
  2. Individu dengan sistem imun lemah, baik karena penyakit bawaan atau kondisi lainnya.
  3. Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, gangguan pernapasan, penyakit jantung.

Meskipun belum ada vaksin khusus, langkah pencegahan yang dapat dilakukan melalui:

  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
  • Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
  • Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
  • Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) telah melakukan, hal hal sebagai berikut:

  1. Memantau perkembangan situasi dan informasi terkait kejadian Flu Burung dan ISPA melalui kanal resmi pemerintah dan WHO
  2. Meningkatkan pengawasan terhadap alat angkut, orang, dan barang yang secara langsung maupun tidak langsung datang dari negara atau daerah yang melaporkan adanya kasus ISPA dan Flu Burung, baik pada manusia maupun pada unggas/ hewan, di Pintu Masuk pelabuhan dan bandar udara yang melayani lalu lintas domestik dan internasional
  3. Mengintensifkan pelaksanaan surveilans Influenza like Illnes (ILI) di site sentinel 14 Unit Pelaksana Tehnis Bidang Kekarantinaan Kesehatan, dan melakukan pengambilan spesimen pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sesuai pedoman dan aspek biosafety dan biosecurity yang berlaku di lapangan
  4. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan Rumah Sakit rujukan setempat dalam rangka peningkatan kewaspadaan dan penanganan Flu Burung pada manusia, termasuk rujukan spesimen ke laboratorium kesehatan masyarakat regional dan laboratorium rujukan nasional
  5. Terhadap alat angkut dan barang yang ditemukan kasus suspek Flu Burung, maka dilakukan tindakan penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang– undangan
  6. Memberikan notifikasi terhadap kasus suspek yang ditemukan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota tujuan maupun Kedutaan Besar/Konsulat bagi Warga Negara Asing
  7. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh lintas sektor yang berada di wilayah kerja UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan
  8. Melaporkan penemuan kasus dan tindakan penanggulangan yang dilakukan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta melalui Event Based Surveillance (EBS) SKDR dan Sistem Informasi Kekarantinaan Kesehatan (SINKARKES).

Peningkataan kewaspadaan BKK Kelas I Jayapura di Pintu Masuk Bandara (Bandara Sentani dan Wamena) dengan melaksanakan pengukuran suhu tubuh penumpang yang turun di Bandara dengan menggunakan Thermal Scanner, dan sampai saat ini belum pernah ditemukan penumpang yang terdeteksi suhu tubuh ≥ 37,5°C.

Pihak Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Wamena merespon baik tindakan ini dengan mengadakan Pertemuan terkait Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Penyebaran HMVP. Peran instansi lintas sektor juga diperlukan dalam meningkatkan peranserta masyarakat untuk menjaga kesehatan dirinya termasuk untuk antisipasi berbagai jenis infeksi pernafasan lainnya. Virus ini mengingatkan kita pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi kelompok rentan. Waspada dan tetap jaga diri!