Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Malaria Melalui Residual Spraying di Wilayah Kerja Bandar Udara Sentani

Oleh Administrator
Jumat, 11 Juli 2025 04:59
Dibaca 210 kali

PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT MALARIA MELALUI

RESIDUAL SPRAYING DI WILAYAH KERJA BANDAR UDARA SENTANI

Hetty Setyo Rini, SKM., M.K.M.

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura, Wilayah Kerja Bandar Udara Sentani


PENDAHULUAN

Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama di area yang menjadi pintu masuk suatu negara seperti pelabuhan laut, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara. Lokasi-lokasi tersebut sangat rentan menjadi jalur masuk dan keluar berbagai vektor penyakit, salah satunya nyamuk Anopheles yang menjadi vektor utama penularan malaria. Bandar Udara Sentani sebagai pintu masuk udara terbesar di Papua memiliki peran strategis dalam mendukung upaya karantina kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit menular yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat setempat maupun penumpang yang datang dan pergi. Penyakit malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Papua, sehingga upaya pengendalian penularannya mutlak diperlukan secara berkesinambungan.

Salah satu metode pengendalian yang terbukti efektif adalah penyemprotan residual (residual spraying), yaitu teknik penyemprotan insektisida pada permukaan dinding bagian dalam maupun luar bangunan yang sering dijadikan tempat istirahat (resting place) oleh nyamuk Anopheles. Penyemprotan residual dapat memberikan efek perlindungan jangka panjang karena residu insektisida yang menempel dapat membunuh nyamuk yang hinggap di permukaan tersebut selama beberapa minggu hingga bulan, tergantung jenis insektisida yang digunakan.

Pelaksanaan pengendalian vektor dengan metode ini perlu dilakukan secara berkala, terencana, dan diawasi oleh tenaga profesional seperti entomolog kesehatan dan tenaga sanitasi lingkungan. Selain itu, keterlibatan masyarakat di lingkungan sekitar juga sangat penting untuk memaksimalkan hasil yang dicapai. Dengan demikian, kegiatan penyemprotan residual tidak hanya sekadar tindakan teknis, tetapi juga bagian dari upaya komprehensif pengendalian faktor risiko penyakit malaria di kawasan Bandar Udara Sentani.

TUJUAN

Mengendalikan kepadatan nyamuk Anopheles sebagai vektor utama penyakit malaria dan mencegah penularan serta penyebaran penyakit malaria di wilayah kerja bandar Udara Sentani.

METODE

metode yang digunakan adalah residual spraying teknik pengendalian vektor (biasanya nyamuk) dengan cara menyemprotkan insektisida pada permukaan dinding.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan residual spraying di wilayah kerja Bandar Udara Sentani telah dilaksanakan pada Selasa, 24 Juli 2025, mulai pukul 14:40 WIT hingga selesai. Lokasi yang menjadi sasaran meliputi 16 bangunan, yang tersebar di area Perimeter (1 bangunan) dan Buffer (15 bangunan), dengan total luas area cakupan sekitar 320 m². Insektisida yang digunakan adalah Icon 25EC Lambda Sihalotrin 25g/L, yang dilarutkan dengan dosis 320 mL insektisida dalam 16 liter air. Penyemprotan dilakukan menggunakan spraycan dengan peralatan pendukung seperti masker, handscoon, helm, wearpack, gelas ukur, dan ember. Tim pelaksana terdiri dari entomolog kesehatan, tenaga sanitasi lingkungan, dan tenaga terlatih.

Berdasarkan observasi lapangan, seluruh target bangunan berhasil disemprot sesuai rencana. Penyemprotan fokus pada permukaan dinding dalam dan luar yang sering menjadi tempat hinggap nyamuk. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa daerah Perimeter dan Buffer memiliki potensi menjadi habitat nyamuk Anopheles karena terdapat genangan air dan vegetasi rimbun di sekitar bangunan. Pelaksanaan residual spraying ini berkontribusi langsung pada penurunan kepadatan nyamuk dewasa di area rawan, yang dapat diukur melalui survei kepadatan nyamuk beberapa hari hingga minggu setelah penyemprotan. Efektivitas metode ini juga ditunjang oleh karakteristik insektisida Lambda Sihalotrin yang memiliki daya bunuh tinggi dan sifat residual yang baik.

Efektivitas residual spraying tidak berdiri sendiri. Tantangan di lapangan, seperti kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, drainase buruk, atau kolam-kolam tidak terawat, dapat menjadi sumber perkembangbiakan nyamuk baru yang berpotensi mengurangi dampak penyemprotan. Oleh karena itu, upaya pengendalian perlu diintegrasikan dengan edukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya dukungan lintas sektor, mulai dari pengelola bandara, otoritas karantina kesehatan, hingga komunitas setempat. Dengan pendekatan multi pihak, risiko penularan malaria di area pintu masuk negara dapat diminimalkan secara efektif dan berkelanjutan.

KESIMPULAN

Pengendalian kepadatan nyamuk Anopheles melalui penyemprotan residual telah dilaksanakan pada 16 bangunan di wilayah kerja Bandar Udara Sentani. Diharapkan kegiatan ini dapat memutus rantai penularan malaria. Masyarakat diharapkan turut menjaga kebersihan lingkungan agar hasil pengendalian dapat berkelanjutan.

REFERENSI

Republik Indonesia (2023). Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.Jakarta

Kementerian Kesehatan RI (2023). Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2024 tentang Kesehatan Lingkungan. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI (2023). Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan.